Bab 5 Kalor dan Perpindahannya
1. Kalor dan Perubahan Suhu Benda
Kalor adalah energi panas yang berpindah dari benda bersuhu
lebih tinggi ke benda bersuhu lebih rendah. Satuan kalor dalam SI adalah Joule
(J), namun yang sering digunakan dalam bidang gizi yaitu kalori atau kilo
kalori. Satu kalori adalah jumlah energi panas yang digunakan untuk menaikkan
suhu 1°C pada 1 gram air.
Zat gizi makanan mengandung energi kimia
yang dapat diubah menjadi energi panas atau energi lain. Energi panas yang disediakan
oleh makanan diukur dalam kilo kalori (kkal). Satu kkal = 1000 kalori, 1 kalori = 4,2 J.
Suhu benda akan naik jika benda
tersebut diberi kalor, sebaliknya
suhu benda akan turun jika melepaskan kalor ke lingkungan. Contohnya, air panas
didalam gelas lama – kelamaan akan mendingin. Hal ini karena kalor dilepaskan
ke lingkungan oleh air.
Kalor yang diperlukan
untuk menaikkan suhu benda tergantung dari jenis benda tersebut. Semakin besar kenaikan
suhu benda, semakin besar pula kalor yang diperlukan. Semakin besar massa jenis
benda, semakin besar pula kalor yang diperlukan.
Sehingga, dapat
dirumuskan bahwa : kalor yang diperlukan menaikkan
suhu = massa benda x kalor jenis x suhu benda. Atau bisa
dituliskan :
Q = m x c x ΔT
Setiap
benda memiliki kalor jenis yang berbeda. Berikut kalor jenis benda
2. Kalor pada Perubahan Wujud Benda
Untuk mendidihkan air diperlukan kalor, jadi untuk mengubah zat cair (air) menjadi gas
(uap) diperlukan kalor. Berikut ini perubahan wujud zat yang memerlukan
kalor.
Pada perubahan wujud zat, tidak terjadi
perubahan suhu. Kalor untuk mengubah wujud zat disebut kalor laten. Berikut
rumus kalor laten :
Keterangan
:
Q = kalor yang dibutuhkan/dilepaskan untuk berubah wujud (J)
m = massa zat yang berubah wujud (kg)
L = kalor lebur/kalor beku (J/kg)
U = kalor penguapan/kalor pengembunan (J/kg)
Contoh penerapan kalor yaitu : ketika kita beraktivitas, maka tubuh kita akan
menjadi panas dan kemudian berkeringat. Ketika keringat menguap, maka
memerlukan kalor. Kalor ini diambil dari tubuh, sehingga tubuh menjadi dingin
dan kembali ke suhu optimal.
Contoh
lainnya: pembuatan kolam atau
air mancur pada bagian depan bangunan yang besar. Kolam dapat membuat lingkungan
sekitar menjadi sejuk. Hal ini karena apabila siang hari, air di kolam menguap,
sehingga membutuhkan kalor. Kalor tersebut diambil dari udara sekitar kolam
yang panas, sehingga dengan adanya kolam udara lebih dingin dan sejuk.
3. Perpindahan Kalor
Kalor dapat berpindah melalui 3
cara yaitu konduksi, konveksi dan radiasi.
Konduksi
adalah perpindahan kalor
melalui bahan tanpa disertai partikel – partikel bahan tersebut. Contohnya
ketika menyetrika baju, maka baju akan menjadi panas tetapi licin dan rapi. Hal
ini karena kalor berpindah dari setrika ke baju.
Bahan
yang dapat menghantarkan listrik dengan baik disebut konduktor, contohnya :
logam. Bahan yang dapat menghantarkan listrik dengan buruk disebut isolator,
contohnya Plastik dan kayu.
Setiap
bahan memiliki kemampuan menghantarkan panas secara konduksi (konduktivitas)
yang berbeda. Berikut ini sifat – sifat konduktivitas bahan :
Konveksi adalah perpindahan kalor melalui suatu bahan disertai partikel –
partikel bahan tersebut. Contohnya terjadinya angin darat dan angin laut di
pantai.
Angin laut terjadi ketika daratan
lebih cepat panas dari lautan (kalor
jenisnya kecil), udara diatas daratan ikut panas dan bergerak naik, sehingga
digantikan udara dari lautan. Angin laut terjadi pada siang hari.
Angin darat terjadi ketika daratan lebih
cepat mendingin dari lautan, udara
diatas lautan lebih cepat bergerak naik, sehingga digantikan oleh udara dari
daratan.
Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa memerlukan medium.
Contohnya ketika kita berada di dekat api ungun, maka tangan akan ikutan panas.
Hal ini karena kalor dari api unggun berpindah ke tangan kita. Setiap benda
dapat memancarkan dan menyerap radiasi kalor, yang besarnya bergantung pada suhu
dan warna benda.
Semakin panas benda daripada lingkungan,
maka semakin besar pula kalor yang diradiasikan ke lingkungannya. Semakin luas permukaan panas benda, maka semakin
besar pula kalor yang diradiasikan ke lingkungannya.
Apabila
suhu benda lebih dingin dari lingkungan, maka benda akan menyerap radiasi kalor
dari lingkungan. Semakin rendah suhu benda, makin besar pula kalor yang
diterima dari lingkungan.
Ketika
kita menjemur pakaian, maka pakaian yang berwarna gelap akan lebih cepat kering
daripada pakaian yang berwarna. Semakin gelap benda yang terasa panas, semakin
besar pula kalor yang diradiasikan ke lingkungannya. Semakin gelap benda yang
terasa dingin, semakin besar pula kalor yang diterima dari lingkungannya.
Azaz
Black berbunyi banyaknya kalor
pada benda yang bersuhu lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima
benda bersuhu lebih rendah.
Demikian
ringkasan materi bab Kalor dan Perpindahannya semoga bermanfaat dan bisa
menambah referensi kamu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar